Perayaan Hari Astronomi berawal dari kegiatan yang dilakukan oleh Doug Berger (mantan presiden Astronomical Association of Northern California) pada tahun 1973. Doug mengadakan kegiatan untuk memberi kesempatan kepada publik yang berada jauh dari observatorium, agar bisa ikut menikmati astronomi lewat pameran dan kegiatan astronomi.
Hari Astronomi berbeda dari hari lainnya. Kalau hari yang lain bisa beda harinya dan selalu tetap: tanggal dan bulannya, misal Hari Kemerdekaan RI ya.. tanggal 17 Agustus pada hari tergantung tahunnya. Tidak demikian dengan Hari Astronomi; hari selalu tetap, sementara tanggal dan bulannya bisa berganti-ganti, tergantung tahunnya. Misal pada tahun 2005, Astronomy Day jatuh pada Sabtu 16 April. Astronomy Day 2006, pada Sabtu 6 Mei. Astronomy Day 2007 kali ini pada Sabtu 21 April. Serta Astronomy Day 2008 pada Sabtu 10 Mei.
Cara menentukan Hari Astronomi:
1. Hari Sabtu,
2. Antara tanggal 15 April sampai 15 Mei,
3. Saat fase bulan sekitar atau sebelum seperempat awal (First Quarter=berumur sekitar tujuh hari)
Sabtu malam tepatnya jam 20.00 - 22.00 WIB bertempat di kantor Assalaam lantai II, CASA (Club Astronomi Santri Assalaam) mengadakan peringatan Hari Astronomi 2007 dengan 4 rangkaian acara. Masing-masing acara berdurasi 30 menit; yakni Teori dan
Demo Rukyatul Hilal; Bedah Software Google Earth; Bedah Software StarryNight Pro 5.8.2; dan Bedah Film Astronomi berjudul ‘Lost in Space’.
Sehari sebelum pelaksanaan acara, publikasi telah disebar di seluruh area strategis di kompleks Pesantren. Publikasi diperlukan, karena moment yang satu ini hanya setahun sekali, dan mengikuti jejak Berger, CASA juga sedikit meniru Misi JAC -"Bringin Astronomy to The Students".
Acara terbuka untuk seluruh warga Pondok, tidak memandang usia dan jenis kelamin serta status...dan gratis.
Detik-detik jam 20.00 hampir tiba,dan begitu lepas sholat Isyaa, seluruh peminat sudah mulai memenuhi ruangan di lantai 2 kantor pusat PPMI Assalaam. Awalnya, agak repot,karena sungguh di luar dugaan-peminat acara ini sungguh luar biasa. Tempat yang hanya menampung sekitar 200 orang, akhirnya harus didatangkan kursi tambahan dari lab. komputer dan peserta yang datang belakangan, terpaksa harus rela mengikuti acar dari luar ruangan alias di sepanjang koridor. Tetapi, peserta merasa tetap nyaman karena sound system tetap tidak terganggu walau di luar ruangan. Hanya saat-saat acara yang membutuhkan demo visual mereka harus ikhlas tidak bisa melihat maksimal.
Menu acara pertama adalah: Teori dan Demo Rukyatul Hilal. Acara ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada seluruh hadirin, bahwa melihat hilal adalah penting karena ilmu ini sudah mulai dilupakan kebanyakan orang islam, padahal manfaatnya sangat banyak. Menentukan awal bulan dalam kelender hijriyah, menentukan kapan awal dan akhir ramadhan, kapan harus iedul fitri dan haji dan sejenisnya. Acara ini ternyata menjadi lebih menarik, setelah dilihatkan beberapa situs yang berkaitan dengan hilal dan observasinya, baik yang nasional maupun internasional. Situs lokal misalnya Rukyatul Hilal,
dan yang luar ICO Project. Lebih menarik lagi karena meraka sempat menyaksikan salah satu foto yang menampilkan teman-teman dari JAC dan CASAC serta CASA di situs ICO Project. Yaa...semoga kesadaran akan kemauan dankemampuan untuk melakukan Rukyah Hilal tiap bulan mulai merebak di kalangan orang islam, dimulai dari PPMI Assalaam setidaknya.
Selanjutnya untuk menu acara bedah software, yakni Google Earth dan StarryNight Pro; lebih menarik lagi. Bukan apa-apa sih,yaa...karena tiba-tiba lampu ruangan dimatikan. Gelap memang, tapi justru ini yang menjadi data tarik,seperti di gedung bioskop tempo dulu....sorotan dua proyektor dengan dua layar mirip kayak nonton film di layar tancap.
Pertama Software Google Earth; software ini belum banyak yang tahu juga. Terlihat dari meriahnya gumam peserta..."kok bisa yaa...". Dan saat mereka diajak melihat rumah kelahiran Pak Ar, suara gemuruh pun tidak bisa dibendung. Ya..memang software
ini cukup fantastis, globe digital sebutannya. Kita bisa berkelana ke seluruh penjuru dunia hanya dengan satu klik saja. Dan kedua; software StarryNight Pro 5.8.2. Software ini bantuan dari Pak Toha MMC-Jogja Astro Club. Software ini mampu mengajak kita berkalan ke seluruh jagat raya, tidak hanya di permukaan bumi saja sebagaimana pada Google Earth. Begitu melihat galaksi bimasakti yang ternyata kecil itu, peserta menjadi tercengan manakala di sana ada satu titik kecil yang ternyata itu matahari. Kemudian image diperkecil terus...sampai mentok...dan inilah data alam yang mampu dipetakan manusia modern,baru sekitar 2% saja, selebihnya yang 98% persen alam semesta ini belom dipetakan, kata Prof. Robinson dalam Film lost in Space yang menjadi menu acara terakhir dalam Astroday 2007 ini.
Sebelum film dibedah, acara diselingi dengan "telechatting". Malam itu, Pak AR selaku pembicara mengundang Pak Mutoha MMC dari Jogja Astro Club yang kebetulan online di YM beliau, untuk ikut memeriahkan pelaksanaan Astronomy Day di CASA ini.
Melalui Webcam akhirnya acara ini disaksikan juga oleh Pak Toha. Satu moment yang tidak terencana, namun menjadi bumbu utama yang amat menyegarkan. Nama Pak Toha (JAC) sudah tidak asing lagi bagi anak CASA, namun belum bagi lainnya. Dan kesempatan langka ini mengenalkan beliau kepada peserta yang belum kenal. "Congratulation..." kata pak Toha dalam YM nya. Disamping Pak Toha, malam itu yang ikut meramaikan acara adalah beberapa alumni Assalaam yang sedang kuliah di Belanda, dan Mesir-kebetulan mereka sedang OL,maka kita undang untuk menyaksikan adik-adik nya di CASA Solo.
Bedah film, itulah naman acaranya. Durasi sekitar 30 menit untuk melihat film yang berdurasi 130 menit-an. Film ini mengisahkan perjalan keluarga Prof. Robinson dari bumi lepas tatasurya dan melesat menuju suatu tempat yang diberi nama Alpha
Prime. Perjalan membutuhkan waktu 10 tahun dengan sebuah pesawat ekstra canggih Jupiter 1. Pesawat ini mampu melesat secepat mendekati cahaya sehingga mampu menembus matahari dengan selamat. Dan karena kecepatan yang sangat tinggi ini pula yang akhirnya menyebabkan keluarga Robinsaon harus tersesat di area alam raya yang belum dipetakan. Mereka tersesat...hilang di tengah-tengah alam semesta yang entah berantah. Akhir kisah, mereka selamat dan segera melesat menuju Alpha Prime...The End.
Rangkaian acara dipandu ustadz Budi Prasetyo selaku Pembimbing CASA, dokumentasi oleh ustadz Qowi dan Pembicara utama Ustadz AR. Undangan yang tampak hadir antara lain, Ustadz Sigit Rahardja, Ustadz Suwarno, Ustadz Edy Suprapto, Ustadzah Imanda, dan Ustadz Annisa Hasanah, serta beberapa pegawai yang lainyya.
Tepat jam 22.00 WIB acara berakhir, dan sebagian peserta berlanjut Stargazing. Para Pembimbing dan beberapa person pegawai yang berminat mencoba mengamati Meteor Shower-Lyrids yang bakal muncul sekitar jam 02.00 dini hari ke atas. Seperti telah
dirilis JAC, bahwa setiap tahun di bulan April bumi dalam pelayarannya mengarungi angkasa mengorbit matahari akan melewati sebuah tempat dimana terdapat debu bekas ekor Komet Thatcher yang pernah melintas di tempat ini. Akibatnya debu-debu yang
kebanyakan seukuran kerikil atau pasir tersebut memasuki gravitasi bumi melesat dengan kecepatan 50 km/detik dan terbakar di atmosfer.
Pemandangan ini akan mengakibatkan langit gemerlap dan terjadilah fenomena astronomi yang dinamakan “meteor shower” atau hujan meteor. Meteor ini diberi nama “Lyrids” karena ia muncul seolah dari kawasan Rasi Lyra. Tahun ini puncak hujan meteor
diperkirakan akan terjadi pada Minggu 22/04 dan Senin 23/04.
CASA mengamati mulai Ahad, 22/04 jam 02.30 WIB di depan Gelora Assalaam, tepatnya di atas plataran Gapura. Harapannya meteor akan muncul di arah radian Timur Laut. Berdasarkan simulasi meteor yang akan lewat sekitar 5 sampai 20 goresan cahaya di
langit setiap jamnya. Semua peserta membayangkan akan dapat melihat Lyrids shower seperti tahun 1982 yang dapat mencapai angka 90 meteor setiap jam. Belum Happy memang, meteor hunting…. kali ini.
[Salam Antaraiksa]
Monday, April 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment